Festival Waisak 2021 merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh KBMB Untan untuk memperingati Hari Raya Waisak yang merupakan hari besar keagamaan umat Buddha. Hari Raya Waisak memperingati tiga peristiwa penting yaitu kelahiran, kematian, dan mencapai penerangan sempurna Buddha Siddharta Gautama. Festival Waisak 2021 bertemakan “Tingkatkan Persatuan untuk Kemajuan Bangsa” ini berjalan sekitar tiga bulan lamanya dengan panitia yang berjumlah 42 orang.
Festival Waisak 2021 diselenggarakan dengan tiga rangkaian acara utama yaitu: KBMB Untan Goes to Village, Webinar Nasional, dan Pembagian Makanan di sekitar Kota Pontianak. Konsep Festival Waisak 2021 kali ini diselenggarakan secara semi-offline dikarenakan situasi sekarang ini belum mendukung untuk menjalankan kegiatan secara offline dengan maksimal. Tidak lupa pula panitia menerapkan protokol kesehatan demi keamanan bersama. Kondisi pun tidak dijadikan alasan hilangnya semangat bagi para panitia. “Sekarang pandemi, ruang gerak orang kan terbatas. Tapi ini nggak menjadi hambatan kita untuk menjalankan kegiatan FW.” ungkap Lisie (CO Konsumsi).
“Yang spesial dari Festival Waisak tahun ini adalah akhirnya panitia KBMB berhasil mencapai level dimana kita mengarahkan acara kita secara nasional dan acara kita menjadi landasan baru untuk panitia selanjutnya. Akhirnya panitia selanjutnya memiliki gambaran seperti apa webinar nasional. Secara pribadi, ini menjadi pencapaian sendiri bagi saya” disambung oleh Suwandi (CO HPD).
Selain dari kegiatannya, karakter dari anggota panitia itu sendiri juga merupakan hal yang istimewa dalam kepanitiaan ini. “Dari 42 orang panitia yang ada, mereka punya cara sendiri untuk mengerjakan sesuatu. Cara mereka itu sangat unik, semangat mereka juga unik” ungkap Olivia (Sekretaris).
Banyak sekali suka dan duka yang akan menjadi momen-momen indah untuk dikenang suatu hari nanti. Dimulai dari kebebasan yang diterima setelah setahun lamanya terkurung di rumah dan merasa iri dengan teman-teman yang tidak ada larangan jam malam. “Sukanya waktu pertama kali saya bertemu dengan inti saya merasa senang, karena saya setahun di lockdown. Dukanya yang paling sedih itu saat kerja malam. Saat saya melihat kawan-kawan pulang jam 12, saya iri” ujar Winston (CO Keamanan).
Rasa ngantuk yang tak terbendung lagi sehingga tidur pada saat rapat. “Kami para inti suka kumpul secara meet atau offline, biasanya sampai tengah malam kadang sampai tertidur” ujar Ariya (CO Acara).
Momen bekerja sama dan sesi horror pada saat perintis serta sedihnya melihat isi dompet yang kian menipis. “Suka saya itu waktu perintis, tidur sama-sama, lalu kami masuk ke ruangan yang gelap, seram-seram. Dukanya itu krisis duit, waktu untuk membaca manga berkurang, main game berkurang” ujar Steven (CO Perlengkapan).
Serta larangan mengikuti kegiatan abdi desa yang telah dinanti-nantikan. “Itu sih sedihnya, nggak bisa ikut abdes. Padahal uda kayak excited banget, seru banget kayaknya, udah berapi-api” ujar Claresta (Bendahara).
Sebagai penutup, terdapat beberapa kesan dan pesan serta harapan dari para inti Panitia Festival Waisak 2021 untuk Panitia Festival Waisak mendatang.
“Harapan koko ke depannya, jangan forsir dirimu untuk do something like kamu harus jadi perfect di depan mereka. Terkadang kamu juga harus bisa melihatkan sisi burukmu agar mereka bisa tau dan bisa merasakan bagaimana cara lebih berempati daripada bersimpati” pesan Apriyanto (CO Usaha Dana).
“Harapannya FW tetap ada dengan konsep yang mungkin lebih wah atau gimana, balik lagi ke panitianya maupun situasi dan kondisi. FW tetap berjalan lancar dari awal hingga akhir dan FW ke depan punya suksesnya sendiri, nggak harus suksesnya kayak kami atau tahun sebelum-sebelumnya. Pesannya tetap bisa jaga eksistensi FW sampai FW dikenal keluar sana, keluar Kalimantan gitu” ujar Vivi (CO Kesekretariatan).
“Harapan tentunya untuk kedepannya Festival Waisak lebih baik. Apapun kegiatan kalian, apapun konsep kalian, harapannya dapat tetap menujukkan yang berguna untuk semuanya” ucap Devan (Ketua Panitia).
Tags:
Festival Waisak
